AYAT AL QURAN DAN PENJELASANNYA TENTANG KEIMANAN DAN PENGETAHUAN



AYAT KEIMANAN DAN PENGETAHUAN DAN TERJEMAHANNYA BESERTA MAKNA SURAHNYA


AYAT TENTANG KEIMANAN

1.      SURAH AL HAJJ AYAT 78


78.  Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.

[993]  Maksudnya: dalam kitab-kitab yang Telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w.



MAKNA SURAH
Jalalayn
Dan berjihadlah kalian pada jalan Allah) demi menegakkan agama-Nya (dengan jihad yang sebenar-benarnya) dengan mengerahkan segala kemampuan kalian di dalamnya. Lafal Haqqa dinashabkan disebabkan menjadi Mashdar. (Dia telah memilih kalian) untuk membela agama-Nya (dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan) artinya hal-hal yang membuat kalian sulit untuk melakukannya, untuk itu Dia memberikan kemudahan kepada kalian dalam keadaan darurat, antara lain boleh mengkasar salat, bertayamum, memakan bangkai, dan berbuka puasa bagi orang yang sedang sakit dan bagi yang sedang melakukan perjalanan (sebagaimana agama orang tua kalian) kedudukan lafal Millata dinashabkan dengan cara mencabut huruf Jarrnya, yaitu huruf Kaf (Ibrahim) lafal ini menjadi athaf Bayan. (Dia) yakni Allah (telah menamai kalian orang-orang Muslim dari dahulu) sebelum diturunkannya Alquran (dan begitu pula dalam Kitab ini) yakni Alquran (supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian) kelak di hari kiamat, bahwasanya dia telah menyampaikan kepada kalian (dan kalian) semuanya (menjadi saksi atas segenap manusia) bahwasanya Rasul-rasul mereka telah menyampaikan risalah-Nya kepada mereka (maka dirikanlah salat) maksudnya laksanakanlah salat secara terus-menerus (tunaikanlah zakat dan berpeganglah kalian kepada Allah) percayalah kalian kepada-Nya (Dia adalah pelindung kalian) yang menolong kalian dan yang mengurus perkara-perkara kalian (maka sebaik-baik pelindung) adalah Dia (dan sebaik-baik penolong) kalian adalah Dia



2.      SURAH AR RAHMAN AYAT 27

 
27.  Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

MAKNA SURAH
Melalui ayat ini Allah Swt menerangkan sifat Zat-Nya Yang Mahamulia, bahwa dia adalah Tuhan yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, dengan kata lain dapat disebutkan bahwa Dia adalah Tuhan yang harus diagungkan dan tidak boleh durhaka terhadap-Nya, dan Tuhan yang harus ditaati tidak boleh ditentang. Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna zuljalali wal ikram ialah Tuhan yang mempunyai kebesaran dan keagungan.



3.      SURAH LUQMAN AYAT 22

22.  Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.

MAKNA SURAH
Allah Swt menceritakan perihal orang yang berserah diri kepada Allah, yakni ikhlas dalam beramal karena Allah, tunduk kepada perintah-Nya, dan mengikuti syariat agama-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya Luqman ayat 22, yaitu berbuat baik dalam amalnya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya.
Dalam surah ini yang berbunyi faqodiss tamsaka bil’urwatil ustqo yang artinya, sesungguhnya dia telah mengambil janji yang kuat dari Allah bahwa Dia tidak akan mengazabnya.





4.      SURAH AN NISAA AYAT 125

125.  Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.


MAKNA SURAH
Yakni ikhlas dalam beramal demi Tuhannya, amal perbuatannya didasari oleh iman, dan mengharapkan pahala serta rida-Nya. Dalam beramal ia mengikuti jalur yang telah disyariatkan oleh Allah Swt. Kepadanya, sesuai dengan tuntunanhidayah dan agama yang hak yang disampaikan oleh Rasul-Nya. Kedua syarat ini harus dipenuhi seseorang bila ia menginginkan amalnya diterima; suatu amal perbuatan tanpa keduanya tidaklah sah. Dengan kata lain, amal yang ikhlas lagi benar harus dilandasi dengan kedua syarat ini. amal yang ikhlas ialah amal yang dilakukan karena Allah, dan amal yang benar ialah amal yang mengikuti ketentuan syariat. Secara lahiriah dinilai sah dengan mengikuti peraturan syariat dan secara batiniah dilandasi dengan ikhlas, keduanya ini saling berkaitan erat. Maka manakala salah satu dari kedua syarat ini tidak dipenuhi oleh suatu amal, amal tersebut tidak sah. Bila tidak dilandasi oleh ikhlas, berarti pelakunya adalah munafik, yaitu orang-orang yang suka  pamer(riya). Orang yang dalam amalnya tidak mengikuti tuntunan syariat, berarti dia sesat dan bodoh. Tetapi bila kedua syarat tersebut terpenuhi, maka amal perbuatannya itu termasuk amal perbuatan orang-orang yang mukmin. Maka yang dimaksud adalah mereka Nabi Muhammad Saw. Dan para pengikutnya sampai hari kiamat nanti
Dan didalam ayat ini terkandung makna yang menganjurkan mengikuti Ibrahim a.s. karena dia adalah seorang imam yang diikuti, mengingat dia telah mencapai puncak tingkatan taqarrub seorang hamba kepada Allah Swt. Sesungguhnya dia telah sampai kepada tingkatan khullah(kekasih) yang merupakan kedudukan mahabbah yang tertinggi. Hal ini tiada lain berkat ketaatannya yang banyak kepada TuhanNya























AYAT TENTANG PENGETAHUAN

5.      SURAH AT TAUBAH AYAT 122

122.  Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

MAKNA SURAH
Hal ini merupakan penjelasan dari Allah Swt. Mengenai apa yang dikehendaki-Nya, yaitu berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah Saw. Ke medan Tabuk. Segolongan ulama Salaf ada yang berpendapat bahwa setiap muslim diwajibkan berangkat dengan Rasulullah Saw. Apabila beliau keluar(berangkat ke medan perang).
Dapat pula ditakwilkan bahwa ayat ini merupakan penjelasan dari apa yang dimaksud Allah Swt, sehubungan dengan keberangkatan semua kabilah, dan sejumlah kecil dari tiap-tiap kabilah apabila mereka tidak keluar semuanya(boleh tidak berangkat). Dimaksudkan agar mereka berangkat bersama Rasul Saw. Memperdalam agamanya melalui wahyu-wahyu yang diturunkan kepada Rasul. Selanjutnya apabila mereka kembali pada kaumnya memberikan peringatan kepada kaumnya tentang segala sesuatu yang menyangkut musuh mereka(agar mereka waspada). Dengan demikian, maka golongan yang tertentu ini memikul dua tugas sekaligus. Tetapi sesudah masa Nabi Saw maka tugas mereka yang berangkat dari kabilah-kabilah itu tiada lain adakalanya untuk belajar agama atau untuk berjihad, karena sesungguhnya hal tersebut fardhu kifayah bagi mereka.

6.       SURAH AN NAHL 68-69

68.  Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
69.  Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

MAKNA SURAH

Yang dimaksud dengan ‘wahyu’ dalam ayat ini ialah ilham, petunjuk, dan bimbingan dari Allah kepada lebah agar membuat sarangnya dibukit-bukit, juga dipohon serta ditempat ynag dibuat manusia. Kemudian Allah menganugerahkan insting kepada lebah untuk makan dari sari buah an dan menempuh jalan yang telah dimudahkan oleh Allah baginya. Lebah membangun lilin untuk sarangnya dengan kedua sayapnya, dan dari mulutnya ia memuntahkan madu, sedangkan lebah betina mengeluarkan telur dari duburnya, kemudian menetas dan terbang ke tempat kehidupannya.
Qatadah dan Abdur Rahman menjadikan lafaz zululan sebagai hal(keterangan keadaan) dari lafaz fasluki, yakni dan ‘dan tempuhlah jalan Tuhanmu dengan penuh ketaatan’
Ibnu Zaid mengatakan, tidakkah kamu lihat bahwa orang-orang memindahkan lebah itu berikut sarangnya dari suatu negeri ke negeri lain, sedangkan lebah-lebah itu selalu mengikuti mereka. Akan tetapi pendapat yang pertama adalah pendapat yang paling kuat, yaitu yang mengatakan bahwa lafaz zululan menjadi hal dari lafaz subul(jalan)

(Ayat 69) Maksudnya, dengan berbagai macam warnanya, ada yang putih, kuning, merah dan warna-warna lainnya yang indah sesuai dengan tempat peternakan dan makanannya. Salah seorang ulama yang membicarakan tentang pengobatan cara Nabi mengatakan bahwa seandainya ayat ini menyebutkan Asy-syifa-u lin nas, tentulah madu dapat dijadikan sebagai obat untuk segala macam penyakit, akan tetapi disebutkan pula yakni obat penyembuh bagi manusia dari penyakit yang disebabkan kedinginan; karena sesungguhnya madu itu panas, dan sesuatu itu diobati dengan lawannya.
Didalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadits melalui Hisyam ibnu Urwah, dari ayahnya, dari Siti Aisyah r.a yang telah mengatakan: “ bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw suka makanan manis dan madu”.
Dan firman Allah Swt dalam masalah madu, yaitu:
Didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia(An-Nahl:69)
Ibnu Majah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Khaddasy, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibu Zakaria Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Az-Zubair ibnu Sa’id Al-Hasyimi, dari Abdul Hamid ibnu Salim, Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:
Barang siapa yang meneguk madu tiga kali setiap bulannya, maka tidak akan terkena penyakit yang parah.










Komentar