FAWATIHUS SUWAR DAN MAKKKIYAH WA MADANIYYYAH



A.    Pengertian Fawatihus Suwar
Fawatihus Suwar ialah ilmu yang membicarakan kalimat-kalimat pembuka surat. "Fawatih" sendiri adalah  jamak dari kata "Fatih"yang secara lughowi berarti pembuka. Sedangkan "Suwar" adalah jamak dari kata "Surah" sebagai sebutan dari sekumpulan ayat-ayat Al-qur'an yang diberi nama tertentu. Jadi, "Fawatih Al-Suwar" berarti pembukaan-pembukaan surah karena posisinya berada di awal surah-surah dalam Al-qur'an.
Macam-macam Fawatihus Suwar :
1.      Pembukaan pujian pada Allah SWT (Al-Tsana')
·         Pembukaan dengan sifat-sifat terpuji
Contoh : Lafadz hamdalah (Surat Al-Fatihah, Al-An'am, Al-Kahfi, Saba', Fatir)
·         Mensucikan Allah dari sifat negatif menggunakan lafadz tasbih
Contoh : Al-Isro', Al-A'la, Al-Hadid, Al-Hasyr, As-Saff, Al-Jum'ah, At-Taghabun

2.      Pembukaan dengan huruf-furuf yang terputus
·         Satu huruf, contohnya Shad (surah Shad), Qaf (surah Qaf), dan Nun (surah Al-Qalam).
·         Dua huruf, contohnya حم (Q.S. Al Mu’min, Q.S. As Sajdah, Q.S. Az Zuhruf, Q.S. Ad Duhkan, Q.S. Al Jatsiyah, dan Q.S. Al Ahqaf); طه (Q.S. Thaha); طس (Q.S. An Naml); dan يس (Q.S. Yaasin).
·         Tiga huruf, contohnya  الم (Q.S. Al Baqoroh, Q.S. Ali Imron, Q.S. Ar Rum, Q.S. Lukman, dan Q.S. Sajdah); الر (Q.S. Yunus, Q.S. Hud, Q.S. Ibrahim, Q.S. Yusuf, dan Q.S. Al Hijr); dan طسم (Q.S. Al Qoshosh dan Q.S. As Syu’ara).
·         Empat huruf, contohnya المر (Q.S. Ar Ra’du) dan المص (Q.S. Al A’raf).
·         Lima huruf, contohnya كهيعص (Q.S. Maryam) dan حم عسق (Q.S. As Syu’ra).

3.      Pembukaan dengan panggilan (Al-Nida')
·         Nida' untuk nabi
Contoh : Al-Ahzab, Al-Tahrim, Al-Thalaq, Al-Muzammil, Al-Mudatsir
·         Nida' untuk mukmin
Contoh: Al-Maidah, Al-Hujurat, Al-Mumtahana'
·         Nida' untuk uat manusia
Contoh: An-Nisa, Al-Haj

4.      Pembukaan dengan jumlah Khobariyah
·         Jumlah Ismiyyah, terdapat 11 surat, yaitu:
-          At-Taubah dengan lafal ” بَرَاءَةٌمِنَ اللّهِ وَرَسُوَلِهِ
-          Surah Surah An-Nur dengan lafal ” سُوْرَةٌ اَنْزَلْنهَا وَفَرَضْنهَا
-          Surah Az-Zumar dengan lafal ” تَنْزِيْلُ الكِتبِ مِنَ اللّهِ العَزِيْزِالحَكيْمِ
-          Surah Muhammad dengan lafal” الَّذِيْنَ كَفَرُوَا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّهِ
-          Surah Al-Fath dengan lafal  ” إِنَّافَتَحْنَالَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا
-          Surah Ar-Rahman dengan lafal ” اَلرَّحْمنُ عَلَّمَ الٌقُرْانَ
-          Surah Al-Haqqah dengan lafal ” الْحَآقَّةُ مَاالحَآقَّةُ
-          Surah Nuh dengan lafal ” إِنَّااَرْسَلْنَانُوْحًاإِلَى قَوْمِهِ
-          Surah Al-Qadr dengan lafal ” إِنَّااَنْزَلْنهُ فِى لَيْلَةِالقَدْرِ
-           Surah Al-Qaqi’ah dengan lafal ” أَالْقَارِعَةُ مَاالْقَارِعَةُ
-          Surah Al-Kautsar dengan lafal” إِنآَاَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَرَ
·         Jumlah Fi’liyyah, terdapat dalam 12 surat, yaitu :
-            dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ بِهذَالْبَلَدِ
-            Surah Abas dengan lafal ” عَبَسَ وَتَوَلَّى
-            Surah An-Nahl dengan lafal ” أَتَى أَمْرُاللّهِ فَلَاتَسْتَعجِلُوْهُ
-            Surah Al-Anbiya’ dengan lafal ” إِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ
-            Surah Al-Mu’minun dengan lafal ” قَدْاَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ
-            Surah Al-Qamar dengan lafal ” إِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُوَانْشَقَّ
-            Al-Anfal dengan lafal ” يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الأَنْفالِ
-            Surah Al-Qiyamah dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ بِيَوْمِ القِيَامَةِ
-            Surah Al-Balad “ القَمَرُ
-            Surah Al-Mujadilah dengan lafal ” قَدْسَمِعَ اللّهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ
-            Surah Al-Ma’arij Surah لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْامِنْ أَهْلِ الكِتبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ
-            Surah At-Takatsur dengan lafal  ” اَلْهكُمُ الـتَّكَاثُرُ ”  

5.      Pembukaan dengan sumpah (Al-Qasah)
·         Sumpah benda angkasa
Contoh : As-Shaffat, An-Najm, Al-Mursalat, An-Naziat, Al-Buruj, At-Tariq, Al-Fajr, Asy-Syam
·         Sumpah benda bumi
Contoh : Adz-Dzariat, At-Thur, At-Tin, Al-Adiat
·         Sumpah dengan waktu
Contoh : Al-lail, Ad-Dhuha, Al-Ashr

6.      Pembukaan dengan syarat
Syarat-syarat yang dipakai Allah sebagai pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7 surah, sebagai berikut:
·         Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, dipakai diawal 3 surah diantaranya:
-          Surah At-Takwir dengan lafal ” إِذَالشَّمْسُ كُوِّرَتْ
-          Surah Al-Infithar dengan lafal ” إِذَالشّمآءٌفَطَرَتْ
-          Surah Al-Insyiqaq dengan lafal ” إْذَالسَّمآءٌانْشَقَّتْ
·         Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah, dipakai diawal 4 surah, diantaranya:
-          Surah Al-Waqi’ah dengan lafal ” إِذَا وَقَعَتِ الوَاقِعَةِ
-          Surah Al-Munafiqun dengan lafal ” إِذَا جَاءَكَالمُنفِقُرْنَ
-          Surah Az-Zalzalah dengan lafal ” إِذَازُلْزِلَتِ الأَرْضُ زُلْزَالَهَا
-          Surah An-Nashr dengan lafal ” إِذَاجَاءَنَصْرُاللّهِ وَالْفَتْحِ

7.      Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu Bil Amri).
Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk membuka surah-surah al-Qur’an, yang terdiri dari 2 lafal dan digunakan untuk membuka 6 surah-surah sebagai berikut:
·         Dengan fi’il Amar إِقْرَأْ  yang hanya untuk membuka satu surah yaitu Surah Al-‘Alaq.
·         Dengan fi’il amar قُلْ, yang digunakan dalam 5 surah sebagai berikut:
-          Surah Al-Jinn dengan lafal ” قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌمِنَ الجِنِّ
-          Surah Al-Kafirun dengan lafal”قُلْ يآأَيُّهَاالكفِرُوْنَ ” 
-          Surah Al-Ikhlash dengan lafal ” قُلْ هُوَاللّهُ أَحَدٌ
-          Surah Al-Falaq dengan lafal ” قُلْ أَعُوْذُبِرَبِّ الفَلَقِ
-          Surah An-Nas dengan lafal ” قُلْأَعُوْذُبِرَبِّ النَّاسِ

8.      Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu Bil Istifhaami).
·         Pertanyaan positif (Al-Istifhaamu Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan yang dengan kalimat positif yang tidak ada alat negatifnya. Terdapat dalam 4 surah yaitu:
-          Surah Ad-Dahru, dengan lafal:
هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ
“ bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa”.
-          Surah An-Naba’, dengan lafal:
عَمَّ يَتَسآءَلُوْنَ. عَنِالنَّبَإِالعَظِيْمِ
“ tentang apakah mereka saling bertanya-tanya. Tentang berita yang besar”.
-          Surah Al-Ghasyiyyah, dengan lafal:
هَلْ أَتكَ حَدَيْثُ مُوْسَى
“ sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan”.
-          Surah Al-Ma’un, dengan lafal:
أَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ
“ tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama”.
·         Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan yang dalam kalimat negatif. Diantaranya:
-          Surah al-Insyirah dengan lafal ” أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرْكَ
-          Surah Al-Fiil dengan lafal ” أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحبِ الفِيْلِ

9.      Pembukaan dengan do’a (Al-Istiftaahu Bid Du’aai).
·         Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu)ada di 2 surat yaitu:
-          Surah Al-Muthaffifin, dengan lafal:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِّيْنَ
“ kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”.
-          Surah Al-Humazah, dengan lafal:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَ ةٌ
“ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela”
·         Do’a atau harapan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyu) membuka satu surah saja yaitu surah Al-Lahab  
تَبَّــتْ يَدَاأَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ

10.   Pembukaan dengan alasan (Al-Istiftaahu Bit-Ta’lili).
·         Hanya terdapat dalam surah Al-Quraisy, dengan lafal:
لإِيْلفِ قُرَيْشٍ
“karena kebiasaan orang-orang Quraisy”






B.     Pendapat Ulama’ Tentang Fawatih Wa Khawatim Al-Suwar
            Dari beberapa pembahasan sebelumnya, terlihat bahwa fawatih al-suwar  ada 29 macam, yaitu terdiri dari 13 bentuk. Adapun huruf-huruf yang paling sering digunakan secara berurutan ialah : alif, lam, mim, ha (ringan), ra, sin, tha, shad, ha (berat), ya. ‘ain, qaf, nun. Huruf-huruf yang tidak disebutkan semuanya berjumlah 14.Jadi, itu berarti separuh jumlah huruf hijaiyah (alfabet).
            Fawatih al-suwar ini menjadi bukti kepada bangsa Arab, bahwa Al-qur’an diturunkan dengan menggunakan huruf-huruf  yang mereka ketahui atau dalam fawatih al-suwar mereka kenal. Ini juga merupakan teguran keras sekaligus pembuktian bahwa tidak ada yang mampu membuat semisal Al-qur’an.
Kajian tentang fawatih al-suwar telah dikembangkan oleh ahli tafsir terdahulu seperti Zamakhsyari.Kemudian diikuti oleh Baidhawi demikian pula Ibnu taimiyyah dan muridnya yang bernama Al-Hafidz Al-Mizi.
Apabila kita mengklasifikasikan huruf-huruf yang terdapat dalam fawatih al-suwar, maka akan kita temukan :
·         Golongan huruf halq (yang suaranya keluar dari kerongkongan)
·         Golongan huruf mahmusah (yang suaranya seperti bisikan)
·         Golongan huruf mahjurah ( yang suaranya dikeraskan), ialah hamzah, miim,lam, ‘ain,thaa, qhaf, ya, nun
·         Golongan huruf syafahi (suaranya dibibir ) yaitu mim
·         Golongan huruf qalqalah (suaranya bergerak apabila dimatikan) yaitu qaf dan tha.
            Dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabihat yang terletak pada awal surah, para ulama’ salaf berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah tersusun sejak azali sedemikian rupa, melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkan yang seperti Al-qur’an.
            Karena kehati-hatian, mereka tidak berani menafsirkan maupun memberikan pendapat mengenai huruf-huruf tersebut karena  mereka percaya dan meyakini bahwa Allah sendirilah yang mengetahui tafsir dari huruf-huruf tersebut. Hal ini menjadi suatu kewajaran yang berlaku bagi ulama’ salaf karena mereka dalam hal theology pun menolak terjun dalam pembahasan tentang hal-hal yang ssuci seperti ungkapannya, ‘istiwa Allah adalah cukup diketahui, hal ini harus kita percayai, mempersoalkan hal itu adalah bid’ah.
            Sebagaiana yang dikatakan oleh Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Solih menyatakan : “ huruf awalan itu adalah rahasia Al-qur’an”.
Hal ini diperjelas dengan perkataan Ali bin Abi Thalib :
ان لكل كتاب صفوة صفوة هذا الكتاب حروف التهجي
"Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab ada saripatinya. Saripati al-Qur’an ini ialah huruf-huruf hijaiyah".
Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah berkata :
فى كل كتاب سروسرة فى القران أو ائل اسور
"Di tiap-tiap kitab  ada rahasianya. Rahasia dalam al-Qur’an ialah permulaan-permulaan surah."
Ahli-ahli hadis menukilkan dari Ibnu Mas’ud dan empat Khulafaur rasyidin mereka berpendapat : huruf-huruf awalan yang sesungguhnya adalah ilmu yang tertutup dan mengandung rahasia yang terselubung yang dikhususkan Allah.
   Kajian-kajian tentang Al-qur’an telah berkembang sejalan dengan munculnya ilmu-ilmu tafsir dan ulumul qur’an, yang disponsori oleh para mufassir, sehingga corak penafsiran suatu  ayat bisa jadi berbeda satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa apabila Al-qur’an digali lebih dalam lagi, maka Al-qur’an itu akan semakin hidup.
Untuk lebih jelasnya, kita akan melihat pendapat atau penafsiran para mufassir tentang fawatih al-suwar, diantaranya adalah:
      - Mufassir dari kalangan tasawuf
Ulama’ tasawuf berpendapat bahwa fawatih al-suwar adalah huruf-huruf yang terpotong-potong yang  masing-masing diambil dari nama Allah atau yang setiap hurufnya merupakan pengganti dari suatu kalimat yang berhubungan dengan sesudahnya, atau huruf itu menunjuk kepada maksud yang dikandung oleh surah yang diawali dengan huruf-huruf terpotong-potong itu.
 Misalnya apa yang dikemukakan oleh Ibnu abbas  (w.65 H) mengenai makna kaf , ha, ya, ‘ain, shad. Huruf kaf  (ك)berasal dari kata karim ( Maha Penyantun), huruf ha  (ه) berasal dari kata hadin (Maha Penuntun), ya (ي)berasal dari kata hakim, ’ain (ع ) berasal dari kata ‘alim (Maha Mengetahui), shad (ص)berasal dari kata shadiq (tidak berdusta). Mengenai tiga huruf awal alif lam ra, Ibnu Abbas mentakwilkannya dengan annallahu araa (Aku Allah mengetahui). Empat huruf awalan alif lam mim shad ditakwilkan  أنا اللة أفصل(Aku adalah Allah yang memutuskan). Selain itu ada juga orang mentakwilkan tiga huruf awalan tha sin mim dengan thursina wa Musa (bukit Thursina dan Musa), karena dua buah surah yang masing-masing diawali dengan tiga huruf tersebut mengetengahkan kisah nabi yang menerima Taurat (Musa) di bukit Thursina.
      - Mufassir orientalis
                  Pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari seorang orientalis yang bernama Noldeke, yang kemudian dikoreksi, bahwa awalan surah itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama para sahabat nabi. Misalnya, huruf sin adalah nama sa’ad bin abi waqash, mim adalah huruf depan dari nama al-mughirah, huruf nun adalah huruf akhir dari nama usman bin affan,dan lain-lain.
      - Al-Khuwaibi
            Al-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat-kalimat itu merupakan tanbih bagi Nabi. Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain sebagainya.
      - Rasyid Ridha
            Ungkapan Rasyid ridha, sedikit berbeda dengan yang dikemukakan oleh Al-Khuwaibi.Rasyid ridha berpendapat bahwa tanbih yang dimaksud diatas adalah dihadapkan kepada orang-orang musyrik di Mekah, kemudian kepada ahli kitab Madinah.
      - Mufassir dari kalangan Syi’ah
                  Kelompok syi’ah berpendapat jika huruf-huruf awalan itu dikumpulkan setelah dihapus ulangannya maka akan berarti صراط علي على حق “jalan Ali adalah kebenaran yang kita pegang teguh”. Pentakwilan itu kemudian dijawab oleh kelompok Ahlu Sunnah, dan jawabannya berdasarkan pengertian yang mereka peroleh dari huruf-huruf awalan itu yang juga apabila dihapus ulangannya, dengan mengatakan “ benarlah jalanmu bersama kaum Ahli Sunnah”.
            Dari pendapat para ahli tentang fawatih al-suwar, dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya.Hal ini bisa jadi berdasarkan pendidikan dan ilmu-ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Al-qur’an secara lebih luas.Pada prinsipnya, tidak menutup kemungkinan bagi mereka, mufassir, untuk melahirkan sebuah tafsir yang dilandaskan dengan ilmu yang mendukung dan memadai bagi seorang mufassir.

C.    Ilmu Makkiyyi dan Madaniyyi
            Ilmu Makiyyi dan Ilmu Madaniyyi adalah ilmu yang menerangkan Surat dalam Al-qur'an, mana yang di turunkan di Mekkah dan mana yang di turunkan di Madinah. Kita sangat memerlukan ilmu yang berpautan dengan makky dan madany karena surat-surat dalam Al-qur'an adakala makiyah dan madaniyyah dan adakala ayat-ayat dari makiyah yang turun di madinah dan begitu pula sebaliknya adakala ayat-ayat madaniyyah yang turun di makah. Dan setiap ayat-ayat Al-qur'an mempunyai ciri-cirinya sendiri yang dengan ciri-ciri tersebut itu kita dapat menggolongkan ke dalam golongan makiyah dan madaniyyah.

D.    Macam-macam Makkiyah dan Madaniyah
1.      Surat Makkiyah murni
Surat yang seluruh ayatnya berstatus sebagai ayat Makkiyah. Contohnya seperti surat al-Fatihah, Yunus, Al-Anbiya’, An-Naml dan surat-surat pendek pada juz 30 kecuali surat An-Nashr.
2.      Surat Madaniyah murni
Surat yang seluruh ayatnya berstatus sebagai ayat Madaniyah. Contohnya seperti surat Ali Imran, An-Nisa, An-Nur, Al-Zalzalah dan sebagainya.
3.      Surat Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah
Surat yang sebetulnya berisi kebanyakan berisi ayat Makkiyah akan tetapi di dalamnya ada sedikit ayat yang berstatus Madaniyah.
1)    Misalnya surat Al-An’am. Ibnu Abbas berkata, “Surat ini diturunkan sekaligus di Makkah, maka ia adalah Makkiyah, kecuali tiga ayat yang diturunkan di Madinah, yaitu ayat 151-153.
“Katakanlah, ‘Marilah aku bacakan apa yang diharumkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu; janganlah kamu menyekutukan Dia dengan sesuatu, berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin; Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi...”dan seterusnya hingga akhir ayat 153.
2)    Dan, surat Al-Hajj adalah  Makkiyah. Tetapi, ada tiga ayat yang Madaniyah, yaitu ayat 19-21,
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka[19]. Maka bagi orang kafir[20] akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api (neraka)[21]”
4.      Surat Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah
Di antara sekian contoh ayat-ayat Makkiyah dalam surat Madaniyah, ialah surat Al-Anfal. Surat Al-Anfal adalah Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat 30 yang artinya:
“Dan (ingatlah) ketika orang kafir (Quraisy) membuat makar terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat makar, tetapi Allah menggagalkan makar mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar.” (Al-Anfal: 30)
Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan, “Ayat ini diturunkan di Makkah, zhahirnya menunjukkan demikian, sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik di Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar terhadap Rasulullah sebelum hijrah.”
Sebagian ulama juga mengecualikan ayat, “Wahai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu menjadi penolongmu.” (Al-Anfal: 64), berdasarkan hadits yang diriwayatkan Al-Bazzar dari Ibnu Abbas bahwa, ayat tersebut diturunkan ketika Umar bin Al-Khattab masuk Islam

E.     Macam-macam contoh surat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur’an
1.      Makkiyah
Surat Makkiyah yang berada dalam Al-qur’an berjumlah 82 surat. Sementara surat yang masih diperselisihkan itu berjumlah 12 surat yaitu: Al-Fatihah, Ar-Ra’d, Ar-Rahmaan, Ash-Shaff, At-Taghaabun, At-Tathfiif, Al-Qodar, Al-Bayyinah, Al-Zilzalah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas
2.      Madaniyah
Surat Madaniyah yang ada dalam Al-qur’an berjumlah 20 surat diantaranya: Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, Al-Maidah, Al-Anfaal, At-Taubah, An-Nuur, Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujuraat, Al-Hadied, Al-Mujadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Al-Jumu’ah, Al-Munafiqiin, Ath-Thalaaq, At-Tahriim dan An-Nasr

F.     Keistimewaan
                                I.            Surat Makkiyah
·         Pembekalan akidah Islam dalam jiwa melalui ajakan beribadah (penyembahan) kepada Allah yang Esa, beriman kepada risalah Muhammad SAW terhadap hari akhir juga pembatalan kayakinan-keyakinan paganisme jahil, penyembahan kepada selain Allah, serta pemunculan  hujjah-hujjah dan bukti;
·         Penetapan dasar-dasar ibadah dan mu’amallah (pidana), etika, keutamaan-keutamaan umum;
·         Perhatian terhadap rincian kisah para nabi dan umat-umat terdahulu, penjelasan tentang ajakan para Nabi terdahulu yang berupa aqidah-aqidah, sikap umat mereka, tentang azab-azab di dunia yang turun kepada para pendusta sebagai balasan terhadap dusta-dusta mereka;
·         Pendeknya surat Makkiyah dan ayat-ayat dibarengi dengan kua-nya pilihan diksi dan peristiwa. Ringkasnya ungkapan disertai dengan sempurnanya makna dan keindahan.

                             II.            Surat Madaniyah
·         Al-Qur’an bericara kepada masyarakat Islam Madinah, umumnya berisi tentang penetapan hukum-hukum syari’ah.
·         Di dalam masyarakat Madinah tumbuh orang-orang munafiq, lalu Al-Qur’an membicarakan sifat-sifat mereka dan menguak rahasia mereka.
·         Diantara orang-orang Islam di Madinah, hiduplah sekelompok Ahli Kitab bangsa Yahudi. Mereka selalu melakukan perbuatan licik, memperdaya Islam dan pemeluknya. Maka Al-Qur’an di Madinah membeberkan rahasia-rahasia mereka dan membatalkan kayakinan-keyakinan mereka.
·         Pada umumnya, ayat-ayat dan suratnya panjang dan untuk menggambarkan luasnya Aqidah dan hukum-hukum Islam.








































Daftar Pustaka

Ilmu-Ilmu Al-Qur’an karya PROF.DR T.M.HASBI ASH SHIDDIEQY
Ulumul Qur’an karya Acep Hermawan
Ulumul Qur’an karya Manna’ Al Qathan


Komentar